PERSAHABATAN YANG TERJALIN KEMBALI

Pagi yang cerah mengawali aku bangun pagi. Sekilas aku teringat akan tugas sekolahku yang belum selesai ku kerjakan. Lalu dengan tergesa-gesa aku mengerjakan tugasku. Saat tugasku hampir selesai, Ibuku memanggilku dengan keras.
“Feri, Kamu tidak sekolah, sekarang udah jam setengah tujuh, nanti kamu terlambat”
“Iya Bu, sekarang aku bersiap-siap ke sekolah,”
“Kok tumben kamu jam segini belum sekolah, Fer ?”
“Iya…. soalnya kemarin malam Feri ketiduran, jadi Feri lupa mengerjakan tugas Kimia,” Kataku dengan tenang.
“Makanya tidurnya jangan terlalu malam… Udah cepat siap-siap ke sekolah…!”
Mendengar suara Ibu yang sedikit marah membuatku langsung memasukan tugasku ke dalam tas dan bersiap-siap berangkat ke sekolah. Tepat pukul 06.15 aku pun berangkat sekolah dengan tenang. Aku biasa bersekolah menggunakan sepeda. Walaupun jarak SMA ku agak jauh, aku tetap suka menggunakan sepeda gayung. Dengan santai ku kayuh sepedaku menuju ke sekolah tanpa takut terlambat sampai di sekolah. Aku juga paling suka bernyanyi sambil berangkat ke sekolah. Selagi asik bernyayi, tiba-tiba melesat sebuah sepeda yang dikendarai oleh seorang wanita. Sekilas aku merasa mengenal wanita tersebut, namun aku mengenalnya bukan di sekolahku. Akhirnya, tanpa pikir panjang aku lalu memacu sepedaku untuk mengejarnya. Dan ternyata dia juga menuju ke sekolah yang sama. Lalu dengan cepat aku segera memacu kembali sepedaku dan berharap bisa bertemu dengan dia.
Sesampainya di sekolah, aku lalu merapatkan sepedaku di dekat tembok sekolah dan segera menghampiri wanita yang membuatku penasaran tersebut.
“Selamat pagi…” kataku mengawali percakapan dengan wanita itu.
“Pagi Juga…” sapanya.
Betapa terkejutnya aku saat dia berbalik arah dan aku melihat wajahnya. Aku merasa yakin dan merasa pernah mengenalnya. Namun aku agak lupa namanya. Dan saat bersamaan, dia juga terkejut melihatku. Aku pun lalu menebak - nebak nama wanita itu.
“Em…kayaknya kita pernah bertemu tapi dimana ya ?” Tanyaku bingung pada wanita itu.
“Eh… kamu kan Feri, masih ingat aku nggak, aku temanmu waktu kecil dulu …” jawabnya
“Oh… ya kamu Elly kan. Aduh… udah berapa lama kita nggak ketemu ? Kamu masih seperti dulu ya. Masih manja kayak dulu.. Ha..ha..ha,” kataku sambil tertawa.
“Ya..inget kan sekarang. Waktu itu kita berpisah sejak kita kelas 1 SMP kan. Jadi kalo dihitung udah 5 tahunan-lah,” jawabnya
“Trus, bagaimana ceritanya kok bisa kamu pindah ke sini ? Padahal kan kamu bilang padaku sebelum pergi dulu kalo kamu akan tetap tinggal di Surabaya,” tanyaku penasaran.
“ Itu karena Ayahku tiba-tiba berubah pikiran untuk kembali ke sini. Ayahku telah membeli sebuah rumah di dekat sini, jadi dari pada kosong makanya Ayahku pindah ke sini dan akan menetap disini seterusnya, gitu..” jawabnya dengan tenang.
“Dari kapan kamu bersekolah di sini ?” tanyaku.
“Aku baru kemarin kok sekolah disini, jadi aku belum mengenal sekolah ini,” jawabnya
“Oh..gak apa, kamu kan baru disini jadi wajarlah belum mengenal sekolah ini, gimana kalau nanti aku ajak jalan-jalan keliling sekolah, apa kamu keberatan ?” tanyaku lagi.
“E… ya nggak apa-apa dech, aku berharap sekali berkeliling sekolah ini,” sahutnya
“OK.. kalo gitu nanti keluar pertama aku tunggu kamu di taman sekolah ya,” kataku lagi.
“Ya.. dech maaf ngerepotin kamu nich jadinya,” katanya manja
“Ah nggak kok,” jawabku.
Tiba-tiba bel sekolah berbunyi. Tiba saatnya untuk masuk kelas
“Kayaknya udah bunyi tuh bel sekolah, berarti kita harus cepat ke kelas nich. Ingatnya aku tunggu kamu di taman sekolah nanti.”
“Iya Feri, Aku permisi dulu ya,” jawabnya dengan halus.
Saat dia pergi menuju kelasnya Aku teringat akan masa laluku denganya . Elly adalah teman dari kecil dulu. Kami biasa bermain bersama, makan bersama, dan bercanda bersama. Dulu waktu aku masih sering bersamanya, aku biasa menjemputnya ke rumahnya dengan sepeda dan bersama-sama berangkat sekolah. Saat bersamanya aku selalu merasa senang, karena dia juga selalu membantuku dikala susah, selalu menghiburku kalau aku lagi sedih. Dia adalah teman sejatiku. Lalu dia pergi meninggalkan ku untuk ikut ayahnya ke Surabaya dan kini kembali lagi dan Kami bertemu di sekolah yang sama. Aku tidak dapat melukiskan perasaan senangku Ketika Elly yang dahulu pergi meninggalkan ku kini berada di depan ku, dan langsung berbicara padaku. Lalu aku teringat lagi akan bel sekolah yang berbunyi tadi, dan dengan secepat kilat aku menuju ke kelasku.
Di kelas aku selalu tidak konsentrasi untuk belajar, karena teringat akan teman lamaku itu. Aku merasa ingin cepat-cepat berbincang-bincang dengannya. Dengan gusar aku menunggu waktu bel keluar pertama berbunyi. Akhirnya karena kegusaran ku menunggu, Bel keluar pertama pun berbunyi. dengan segera aku pergi ke taman sekolah berharap aku berbicara dengannya lebih lama. Setelah ditunggu datanglah dia. Lalu kami berjalan mengelilingi sekolah bersama-sama sambil berbincang-bincang.
“Elly… gimana kabar ibumu dan ayahmu setelah lama sekali kita tidak jumpa?” tanyaku
“Ya.. baik semua, Ibu dan ayahku baik kok. Kalo kamu ?”
“Ya.. sama kayak kamu, baik juga,” sahutku
“Emm.. jadi sekarang kamu tinggal di mana ?”
“Aku tinggal dekat di dekat rumahmu, hanya beberapa puluh meter sebelah utara rumah mu. Ada rumah yang bercat kuning dengan pagar biru.”
“Eh…rumah yang besar itu ya ?” tanyaku dengan penasaran.
“Ya, dekat kan dengan rumahmu ,” jawabnya.
“Boleh nggak aku main-main ke rumahmu ?” tanyaku lagi.
“Boleh lah, kenapa tidak ?” jawabnya
“Klo gitu nanti kamu ada di rumah nggak ?”
“ E… kebetulan nanti aku tidak ada acara,”
Mendengar jawabannya itu membuatku langsung menjadi bersemangat. Di dalam benaku aku berharap bisa bercanda seperti dulu. Dan berharap bisa mengantarnya sekolah seperti dulu.
“Nanti jam berapa kamu ke rumahku ?” tanya Elly kepadaku.
“ Kira-kira jam tiga, gimana ?” tanyaku balik.
“Ok aku tunggu ya…” jawabnya.
Sekilas dalam pikiranku, ini akan menjadi hari yang paling indah dalam hidupku. Karena bisa bertemu dengan Elly yang sudah lama meninggalkanku. Dan aku berpikir untuk tidak terlambat datang hari ini ke rumahnya.
Bel sekolah pun berbunyi tiga kali, ini menandakan semua siswa boleh pulang. Dan sekaligus merupakan saat-saat yang aku tunggu-tunggu. Aku akan pergi ke rumah Elly dan pertama kali masuk rumahnya yang megah. Sebagai tanda persahabatanku dengan dia, sepulang sekolah aku langsung membelikan dia sebuah boneka lucu, yang paling ia sukai, yaitu boneka babi. Setelah membeli boneka lalu aku langsung menuju rumah. Sampai di rumah aku bertanya pada ibuku,
“Bu, masih ingat Elly nggak?”
“Elly teman kamu dulu itu, yang pindah bersama Bapaknya ke Surabaya ?” kata ibuku.
“I ya Bu, sekarang dia sudah tinggal dekat sini Bu. Dia sudah pindah ke sini lagi. Dan dia juga satu sekolah bersamaku,” jawabku bersemangat.
“Eh… kapan dia datang ? kok tiba-tiba nggak ngabarin dulu.. he.he..,”
“Aku juga nggak tau, yang aku tahu dia baru kemarin bersekolah di sekolahku, nanti aku mau main ke rumahnya Bu, boleh gak?”
“Ya boleh, tapi ingat nanti belajar dan jangan pulang terlalu sore,” jawab ibuku
Tak terasa waktu cepat sekali berjalan, sekarang sudah pukul setengah tiga. Aku lalu cepat-cepat bersiap-siap akan berangkat ke rumah Elly. Saat akan berangkat, aku teringat akan boneka babi yang ingin-ku berikan sebagai tanda persahabatanku. Aku berharap semoga Elly senang dengan apa yang aku berikan. Aku ingin memberikan Surprise kepadanya.
Setibanya aku di rumahnya aku merasa sedikit terkejut. Ternyata ada seorang laki-laki Kaya yang lagi asik bercanda dengan Elly. Pakaian laki-laki itu sangat mahal, sampai-sampai pakaianku kalah tanding. Mereka terlihat begitu mesra dari Luar. Aku menjadi ragu memencet bel rumah Elly karena aku berpikir bahwa itu mungkin pacar Elly. Lalu tiba-tiba Elly pun datang dan berada di depanku. Elly datang karena melihat seseorang dari dalam. Lalu Elly menyuruhku masuk. Aku pun masuk dengan hati-hati. Saat aku berada di dalam dan melihat laki-laki itu aku menjadi sungkan untuk berbicara banyak pada Elly. Rumah Elly memang besar dan megah. Namun perasaan ku tidak enak, dan lalu aku segera meninggalkan rumah Elly dengan alasan –alasan yang ku buat-buat sendiri. Dan kemudian aku tergesa-gesa pulang. Elly pun terlihat bingung melihat tingkahku saat itu.
Sampai di rumah Aku menyesali perbuatanku yang kulakukan pada Elly, aku merasa asing karena di rumah Elly ada laki-laki lain yang belum kukenal. Malamnya aku tidak bisa tidur karena selalu memikirkan kejadian tadi. Aku pun berpikir Elly tidak akan bisa aku ajak bermain dan bercanda seperti dulu lagi, karena Elly ternyata sudah mempunyai pacar. Lalu aku pun mulai mengambil keputusan setelah berpikir keras untuk menjauhi Elly agar nanti Dia dan Pacarnya tidak salah paham.
Esok pagi di sekolah aku tidak sengaja bertemu dengan Elly lagi di Dekat parkir sepeda, Aku yang terkejut melihatnya lalu segera menjauhi Elly. Elly yang merasa lain pada diriku lalu mengejarku. Berulang kali Elly memanggil namaku, namun aku tidak hiraukan. Itu membuat Elly menangis dan bingung mengapa diriku berubah seperti itu.
Sekian hari aku tidak berbicara pada Elly dan sampai pada suatu hari aku bertemu kembali dengan Elly di depan rumahku. Aku yang terkejut segera menghindar dari Elly.Namun Elly justru memanggilku dengan Keras.
“Ferii…Ferr, mengapa kamu menjauhi ku ? Apa aku ada salah padamu ? Semenjak kamu datang ke rumahku itu, semenjak itulah sikapmu berubah padaku. Apa karena Laki-laki itu kamu begini, Fer ?,” tanya Elly sambil menangis.
“Elly maafkan aku, aku mungkin tidak sebanding dengan Laki-laki yang ada di rumahmu,” kataku dengan agak bingung.
“Maksud kamu apa ?”
“Elly… aku ingin persahabatan kita terus berjalan, namun aku tidak mau mengganggu dirimu dengan Laki-laki itu. Dia pasti pacarmu, khan ? makanya aku nggak mau hubunganmu dengan dia menjadi hancur karenaku,” jawabku dengan tegas.
“Maksudmu Laki-laki itu, Dia bukan Pacarku Fer, dengar dulu penjelasanku,”
“Pasti dia pacarmu, aku merasa asing waktu itu di rumahmu Elly, karena aku melihatmu bercanda begitu mesra dengannya,”
“Bukan Fer, dia bukan pacarku. Dia adalah temanku yang berasal dari Surabaya, dia datang ke rumahku untuk mampir, karena dia mendadak datang makanya aku terkejut dan bermain dengannya.,gitu. Kamu jangan cepat emosi donk Fer,” jawabnya dengan cepat.
“Massak, yang bener ?’ tanyaku penasaran dan mulai malu.
“Iya kamu nggak percaya sama sahabatmu sendiri, Fer ? Sebenarnya Aku juga masih ingin bersahabat seperti dulu dengan kamu, Fer. Aku sangat rindu dan ingin berbicara banyak pada kamu kemarin setelah sekian lama kita tidak bertemu, Namun kamu….,”
Elly pun menangis dihadapan ku, ternyata aku bersalah padanya. Aku tak tega melihat sahabatku menangis seperti itu. Baru kali ini aku melihat sahabatku sendiri menangis karena Diriku. Aku yang merasa sangat bersalah segera Memeluknya sebagai teman. Aku pun kemudian dengan menyesal berkata padanya.
“Elly… maafkan aku… aku telah membuat kamu menjadi sedih. Aku merasa sangat bersalah padamu. Aku telah salah sangka kepadamu. Kukira laki-laki itu Pacarmu. Ternyata bukan,”
“maafkan aku Elly,” kataku dengan menyesal.
“Ya, tapi kamu telah melukai hatiku Fer, “ jawabnya sambil menangis
“maafkan aku Elly, aku merasa sangat bersalah, sekali lagi aku minta maaf ,”
“ Ya, aku maafkan, tapi jangan kau ulangi lagi Fer,” jawabnya sambil tersedu.
“Fer, kamu tau gak sebenarnya…aku itu…,” sambil sedikit tersedu
“Ya, aku tahu sebenarnya kamu marah kan sama aku, Ell ? Pasti kamu marah sama aku, silakan marahi aku Elly, aku sudah siap,” kataku memotong pembicaraan Elly.
“Bukan Fer, Sebenarnya Aku…. Itu..,”
“Kenapa Elly ?” tanyaku penasaran
“Kenapa Kok diam, kamu ada masalah ya…,” kataku lagi
Lalu tangis Elly pun berhenti sambil berkata.
“ Enggak Fer, Sebenarnya dari kita berpisah dulu aku selalu teringat akan dirimu, tidak ada yang bisa ku lupakan dari dirimu hingga saat ini, jadi dalam pikiranku selama ini tidak ada laki-laki yang memberiku hadiah padaku selain kamu,”
“O… Itu Bukan Apa-apa Elly, biasa kan sahabat lama yang baru bertemu, jadi….,”
“Menurutku ini bukan hal biasa Fer, sebenarnya sewaktu kamu menjauhiku , aku takut aku akan kehilangan Sahabat sejatiku. Hanya kamu sahabat Sejatiku, Fer,” jawabnya dengan tenang sambil memotong pembicaraanku.
“Terima kasih , kamu telah memujiku seperti itu. Jadi kamu dengan iklas memaafkan ku Elly ?
“Orang macam apa yang tidak mau memberikan maaf padamu Fer, kau adalah sahabat sejatiku,” jawabnya dengan tenang.
“Jadi aku boleh bermain-main kerumahmu lagi, trus bercanda seperti dulu ?” tanyaku lagi.
“Siapa yang melarangmu ke rumahku Fer, kapan aja kamu boleh main ke rumahku, Untuk apa kamu malu ke rumahku, dan laki-laki itu hanyalah teman ku dulu di Surabaya, jangan takut Persahabatan kita kacau Fer, tidak ada yang bisa memisahkan persahabatan kita..OK, dan kalo kamu mau besok pun kamu boleh ke rumahku ” Kata Elly
“ OK…besok aku main lagi ya, aku akan hilangkan perasaan salah sangkaku kepadamu demi persahabatan kita , ”
“Klo gitu aku pulang dulu Fer, Aku harus mengerjakan PR ku untuk besok. Sampai jumpa besok di sekolah ya, dan satu pesanku jangan kau ulangi perbuatan mu ini lagi ya,” Kata Elly
“Baik Elly Aku berjanji, tapi kok cepat nggak mampir dulu Elly ?”
“Maaf Fer, aku harus pulang mengerjakan pr-ku, sampai jumpa besok,”
“Ya..Eh..tapi kamu ke sini jalan kaki ya ? gimana kalo aku anter ?”
“nggak, aku kesini bawa sepeda kok, itu disana aku taruh, jadi tidak terlihat oleh-mu,”
“O…ya. kalo gitu gimana kalo besok aku jemput kamu dan sama- sama kita bersepeda ke sekolah ?” tanyaku
“I ya dech kamu jemput aku jam berapa ?”
“E… kira-kira jam 07.45” gimana ?
“Ya , baiklah, aku tunggu . Sampai jumpa besok, Fer.,”
“Dadahh….. ingat besok ya…,”
Setelah Elly pergi aku pun berpikir ternyata laki-laki itu bukan pacarnya Elly, jadi hatiku merasa lapang dan tidak penasaran lagi. Sejak saat itu aku pun mulai tidak lagi menjauhi Elly . Aku pun mulai sadar bahwa perbuatanku selama ini dengan Elly telah membuat Sahabatku itu menderita. Karena ulahku yang tergesa-gesa. Dan kami sejak saat itu, kami pun kembali bersahabat.

Arikel Source : http://atmajacyber.blogspot.com

No comments:

Post a Comment