HIKMAH ISRA' MI'RAJ: Memberdayakan Tali Ghaib/Kasat Mata pada Diri-diri Manusia

Oleh : M.amar Ma'ruf

KabarIndonesia - Tiada kalimat yang patut kita sampaikan selainkan kalimat Tahlil, Tasbih, Tauhid dan Takbir sebagai ungkapan syukur kita kepada Allah SWT, Dzat yang menghidupkan, mematikan lalu kembali menghidupkan makhluk-Nya, khususnya yang berpredikat sebagai manusia.

Salah satu pemberian yang patut kita syukuri adalah keyakinan yang dihidayahkan-Nya kepada kalbu kita sehingga kita diberikan kekuatan untuk menyadari dan menerima secara utuh terhadap takdir/ketetapan bahwa manusia itu hidup/ada karena Dzat yang Maha Besar yang menciptakannya dan lalu Ia membentangkan Tali Ghaib yang manusia itu sendiri tidak mampu melihatnya namun hanya dapat merasakan dan mengembangkannya atau sebaliknya mengkerdilkannya. Tali panjang itu adalah Ruh.

Tali Ghaib itulah yang manusia harus gantungkan terus kepada Sang Pemilik Sumbu agar manusia itu dapat senantiasa diberikan bimbingan, kekuatan dan kemudahan dari-Nya agar dapat terus mengembangkan/mempererat hubungannya dengan Sang Khalik melalui sebuah penghayatan, penerimaan dan pelaksanaan dari makna peringatan Isra' Mi'raj yang intinya adalah Sholat sebagai suatu pelimpahan rahmat dan rakhimNya Allah SWT kepada makhluknya, khususnya manusia. Apabila manusia dapat meraih nilai sholat maka sinar keberkahan yang menembus batas-batas alam semesta/jagad raya "beyond the Universe" akan diraihnya.

Selayaknya manusia menyadari bahwa Tali Ghaib (Ruh) itu bukanlah untuk dikerdilkan dan diputuskan dengan meninggalkan sholat dan melakukan perbuatan-perbuatan yang bersifat tambeng "disobedience" dan merusak "destructive". Nauzubillahi mindzalik, melainkan untuk ditegakkan secara vertikal dibawah komando Sang Pemilik Sumbu. Semoga Allah SWT menghindarkan diri-diri ini dari perbuatan-perbuatan yang melemahkan iman tersebut.

Peristiwa Isra' Mi'raj mengandung pesan abadi dan keselamatan dunia dan akhirat kepada manusia, yang mendorong bagaimana manusia itu dapat mengembangkan/mempererat Tali Ghaib/Kasat Mata yang sesungguhnya berfungsi menyambungkan diri/jiwa/kalbu manusia dengan pemilik sumbu utamanya, Allah SWT, yakni dengan mendirikan apa yang diperoleh oleh Nabi Muhammad SAW ketika beliau diperjalankan oleh Allah SWT dalam suatu malam dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina lalu beliau diangkat oleh Allah SWT ke tempat yang tertinggi, Sidrathul Muntaha, yakni Sholat Lima Waktu. Mendirikan sholat inilah yang merupakan kunci pembuka sekaligus penuntut bagi peraihan sebuah Peradaban Manusia yang Selamat Dunia dan Akhirat. (The Key and Guidance of Achieving a Peace Civilization of Human Beings in the World and in the World After")

Berbagai hikmah Allah SWT berikan ketika makhluk-Nya, khususnya manusia mendirikan/menegakkan sholat, yang utamanya adalah mencegah manusia berbuat keji dan munkar. Selain itu, mendirikan Sholat akan memberikan ketenangan jiwa dan menimbulkan sikap yang optimis sehingga komponen utama yang ada pada diri manusia yang bernama kalbu dan akal pikiran akan dibawa ke dalam sebuah ketenangan dan rasa kepatuhan akan kebesaran Sang Khalik yang kekuasaanNya meliputi baik di dalam lingkup alam semesta maupun yang berada di luar marka-marka alam semesta "beyond the Universe". Suatu lingkungan yang dipenuhi dengan ketenangan dan keteraturan.

Sebagaimana ketika mata ini diajak untuk melihat bagaimana kondisi luar angkasa/jagad raya di malam hari yang begitu luas yang seakan-akan di mata seorang manusia yang awam adalah sebuah dunia yang unlimited/tidak terbatas yang di dalamnya terkandung sifat keterbatasan (baca ketidak mampuan manusia) di dalam mengarungi luasnya jagad raya ini. Sementara sebaliknya, manusia yang dapat meraih kebesaran/hidayah-Nya itu akan merasakan memiliki hubungannya yang sangat dekat dengan Sang Khalik sehingga hatinya menjangkau wilayah-wilayah di luar batas jagad raya. Itulah hakikat hidup yang "Life beyond the Universe".

Dalam kontek di atas, pemahaman manusia terhadap Pemberdayaan Tali Ghaib/Ruh yang dibentangkan dalam diri manusia dan berpusat pada Sumbu yang dikuasai oleh Sang Khalik, akan menjadi pendorong utama bagi terciptanya jiwa-jiwa yang tegar dan optimis di dalam menghadapi segala bentuk permasalahan di dunia yang sementara/fana ini. Dalam kaitan ini, berbagai bencana ataupun kesulitan yang mencekik diri-diri manusia akan dengan sendirinya dilihat dan dipandang sebagai pemantik api semangat dan penguat kalbu/hati/jiwa manusia untuk terus memicu dirinya berperilaku positif dan kreatif. Walhasil, manusia dengan diri-diri tersebut tidak merasakan kegelisahan dan kegundahan/keresahan.

Disadari bahwa pembangunan hidup manusia dengan jiwa-jiwa yang "beyond the Universe" tadi sangatlah bergantung pada kesungguhan dan kesabaran manusia di dalam mendirikan sholat karena diakui bahwa sholat itu memang berat kecuali bagi manusia-manusia yang khusu' dan sabar (al-Baqaroh ayat 45). Cahaya Sholat itu akan tercermin di dalam hidup-hidup manusia tidak saja hidupnya di dunia tetapi juga di akhirat nanti.

Untuk itu marilah kita dirikan Sholat dengan sabar dan khusu' yang di dalamnya kita lantunkan dan hayati makna firman- firman Allah SWT, Insya Allah, hati/kalbu ini akan tenang dan pikiran pun akan terbimbing untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat tidak saja bagi diri individu manusia pelaksananya tetapi juga bagi alam sekelilingnya (lingkungan alam manusia, dan makhluk lainnya). Semoga Allah SWT menjadikan kita sebagai hamba-hambaNya yang diridhoi dan diberikan keselamatan dunia dan akhirat. Amin Ya Robbal Alamin. Allahu Rooziqiin.

* Naskah: M. Amar Ma'ruf, Pengurus Buletin Media Ilmu ‘Al-Qalam wa Ulil Al-Bab' Yayasan Pendidikan Kesatuan dan Yayasan Pendidikan Al-Chasanah-Jakarta Barat-DKI Jakarta-Indonesia. (Jakarta, 4 Agustus 2008)

Sumber Artikel : http://www.kabarindonesia.com/

TIPS BISNIS ONLINE GAMPANG

No comments:

Post a Comment