Usai memberikan ceramah di suatu acara pengajian, Gus Dur dihampiri banyak orang yang ingin bersalaman dengannya. Seperti kiai pada umumnya, masyarakat memberikan amplop berisi uang kepada Gus Dur, atau kita kenal dengan salaman templek, pada saat bersalaman. Ini sebagai satu bentuk penghormatan. Isi amplopnya bisa beragam, sesuai kadar kemampuan ekonomi si pengamplop.
Setelah acara, Gus Dur berkumpul dengan teman-temannya. Amplop yang diterimanya tidak diambil semua untuk pribadinya. Beberapa amplop yang diterima dibagikan kepada tema-temannya yang adalah para kader dan pengawal yang setia mendampingi Gus Dur kemana-mana. Nah, karena Gus Dur baik hati, amplop yang berisi tebal justru dikasihkan kepada teman-temannya itu.
Teman-temannya berterima kasih kepada Gus Dur, seraya langsung menerima amplop dengan penuh semangat dan berbisik, "Wah Gus Dur ini baik sekali. Amplop yang tebal malah diberikan kepada kita. Alhamdulillah."
Nah sekarang tibalah saatnya membuka amplop. Hah... Ternyata, amplop yang tebal berisi berlembar-lembar uang ribuan saja dan paling gede hanya pecahan lima ribuan. Sementara amplop Gus Dur yang tipis berisi beberapa lembar saja, tapi bergambar Sueharto tersenyum, alias uang limapuluh ribuan. Jadi tetap saja bagian Gus Dur lebih besar dibanding yang lain.
Semua menggerutu, "Ah mestinya pilih amplop yang tipis saja." Gus Dur hanya tersenyum. "Tapi dari mana Gus Dur tahu isi amplop ya?" (Anam)
sumber : www.nu.or.id
No comments:
Post a Comment